Silvy
Perempuan itu duduk sambil menatap nanar dirinya di cermin.
Bagai tak berisi jiwa, ia terdiam dalam bisu.
Tak terasa ada bulir-bulir hangat yang menetes dari sudut matanya.
Bibirnya gemetar, tenggorokannya tercekat. Ia menahannya.
Sunyi.. Sepi.. Ia biarkan pipi merahnya dibasahi tetes air mata.
Ia biarkan pula kedua matanya tetap terbuka.
Menatap sosoknya,  pada cermin di dinding kamarnya.
Rasa perih itu terus menderanya, air mata tak kunjung pergi dari wajahnya.
Inikah yang ia dambakan? tanyanya pada batin yang membisu.
Seperih ini kah mendapatkan sesuatu yang telah lama diidamkan?
Perempuan itu kian memaki, memaki dirinya sendiri.
Memaki pikiran serta hatinya.
"Mungkin Tuhan sedang memberi pelajaran padaku" dalam bisik ia bersuara..
"Ia telah memberikan apa yang aku minta, dan kini aku mempermainkan-Nya." lagi-lagi ia berkata dalam bisik yang hanya dapat didengar oleh dirinya.
Perempuan itu kembali menatap cermin.
Dilihatnya sosok gadis yang sangat kacau. Ia tidak mengenalinya.
Perlahan perempuan itu menyunggingkan senyum.
Senyum samar, hanya untuk memastikan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Kata orang, ada pelangi sehabis hujan. Entah kapan hujan ini akan berhenti" Perempuan itu memegang kedua pipi yang masih dibasahi oleh air matanya.
Silvy
Judul di atas sangat menggambarkan apa yang gw rasakan beberapa waktu belakangan ini.

Gw selalu bersama dengan dia setiap harinya, berkomunikasi setiap saat, bahkan masih memiliki kedekatan secara fisik which means sentuhan-sentuhan masih dilakukan. Ya, itulah dekat di mata.

Tapi entah kenapa gw sama sekali ga merasakan kedekatan itu. Ketika secara nyata berada di dekat dia, gw sama sekali merasa kita jauh, kita ga dekat, kita adalah dua individu yang benar-benar terpisah.

Hal ini bener-bener bikin hari gw dirusak sama perasaan disonans nan menyebalkan ini. ada juga pepatah Jauh di mata dekat di hati. Kenapa ini malah kebalikan?

Gw ga tau apa yang menyebabkan. Kemungkinan kesibukan kita di saat-saat semester 5 ini salah satu faktornya. Tapi rasanya, komunikasi masih tetep lancar. Afeksi yang gw butuhkan masih gw dapatkan.
lalu apa?

Pasalnya, gw baru merasa dekat ketika dia ga ada di dekat gw. Lewat SMS, Chat, ataupun BBM.. Tapi lagi-lagi hal itu bikin gw kesal. Giliran gw merasa deket sama dia, kenapa orangnya ga ada?

Awfully desperate...
Silvy
Andai kata aku boleh mengeluh, rasanya ingin sekali bisa mengeluh.

Tapi diri ini, batin ini sama sekali melarangnya.

Tidak ada gunanya aku mengeluh. Keluhan tidak menyelesaikan apapun.

Tidak dengan pekerjaanku, begitu juga dengan tugas-tugasku.

Jadi sekali lagi, batin ini melarangnya.

Kadang, aku merasa sangat lelah, sangat tertekan.

Tidak ada yang dapat aku lakukan. Semua terasa begitu berat dan menimpaku tanpa ampun.

Ingin aku teriak, “Hey, beban ini sungguh berat. aku tidak sanggup” tapi lagi-lagi batin ini mengambil alih.

Tidak ada kata tidak sanggup dalam kamus hidupku. Meskipun kerap kali aku merasa diriku tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk melakukan suatu hal.

2 sisi diri ini sungguh menyiksaku. Perasaanku dan Pikiranku. Keduanya kerap kali bertentangan, membuatku bingung harus berbuat apa.

Kondisi kontradiktif ini kadang tidak hanya “melukai” diriku sendiri, tapi juga orang-orang yang berada di dekatku. Sensitif menjadi perasaan dominan yang kerap aku rasakan ketika berada di bawah tekanan. Galak mungkin sudah menjadi cap bagi diriku. Kadang sedih rasanya, namun aku sadar hal itu kenyataan. Kenyataan yang entah bagaimana merubahnya. Kenyataan yang membuatku justru semakin tertekan, dan semakin irritable.

Rasanya seperti terjerat lingkaran setan. Aku hanya ingin dimengerti. Sedang lelah untuk terus menerus memikirkan perasaan dan kebutuhan orang lain. Hanya ingin dibela, berada di pihak yang lemah, yang tidak perlu untuk terus menjadi kuat.
Rasanya ingin berteriak, “Hey, Aku juga manusia.” Manusia yang penuh dengan kelemahan. Manusia yang juga punya kebutuhan. Manusia yang juga butuh untuk menjadi lemah. Yang tidak senantiasa menjadi orang yang terlihat kuat.

Tapi apa aku punya kesempatan? Setiap aku menunjukan kelemahan, semua orang berkata bahwa aku harus kuat. Aku pasti bisa melaluinya. Aku sanggup dan harus tetap bersemangat. Rasanya tidak ada kesempatan.

Kerap kali, aku menahan rasa ini sendiri. Menahan tangis hingga dada ini sesak. Dada ini sakit. Aku lelah menangis sendiri. Tapi aku tak punya pilihan. Aku tak mungkin menunjukan kelemahanku. Tidak pada siapapun, tak terkecuali. Mungkin itu hal yang tabu. Baik bagi mereka, maupun diriku sendiri.

Kadang aku merasa diriku sangat cengeng. Tapi aku tak bisa menahan air mata yang jatuh mengalir, meskipun otakku sudah melarangnya. Tak jarang, aku menangis sambil menertawakan kondisiku.

Ketika orang terdekatku marah pun, aku menjadi sangat sedih. Lagi-lagi ingin menangis. Entah apa yang membuatku serapuh ini. Aku merasa ini bukan diriku. Tapi aku sungguh sadar, bahwa ini memang diriku seutuhnya. Diriku yang lemah, diriku yang tidak selalu kuat.

Aku merasa berada dalam kesendirian, meskipun banyak orang yang memperhatikanku. Mereka seperti tidak mengenalku. Mereka tidak paham kebutuhanku. Disatu sisi, aku enggan mengatakan kebutuhanku pada mereka. Sekali lagi, menjadi lemah adalah tabu bagiku dan bagi mereka. Meskipun itu kebutuhanku saat ini. Kebutuhan yang mungkin saja tidak dapat terpenuhi, karena aku tutup serapat mungkin. Meski tetap ada celah yang kerap membuatnya terlihat.

Aku menulis ini, bukan untuk mengeluh. Hanya sebagai media pengungkapan isi hati. Isi hati yang tak mungkin aku katakan pada siapapun. Isi hati yang mungkin tidak diketahui siapa pun. Isi hati tentang jerit dan tangis perih dalam hati yang sunyi.

Ini bukti pelampiasan perasaanku. Perasaan yang tak sanggup aku bendung lagi. Aku berbaginya pada catatan kecil dalam dunia maya ini. Hanya benda ini, satu-satunya yang tidak menganggap kelemahanku sebagai sebuah keburukan. Satu-satunya benda yang menerimaku apa adanya. Bahkan dengan segala kekurangan yang aku miliki. Tak ada kata yang pernah ia ucapkan, untuk mengomentari apapun dalam diriku, apapun yang aku lakukan, apapun yang aku rasakan. Ia sama sekali tidak pernah menyakitiku, tidak pernah menambah goresan di permukaan hati ini. Tidak sedikit pun.

Mungkin ini egois, tapi aku hanya ingin dimengerti.

 

-A.S. 2010-

Silvy

usThank you for our journey during the first month Smile

Let’s through another journey for the next months, together.

To love, care, and share each other in good or bad times Winking smile

Happy 1st month, honey

Red heartRed heartRed heart

Silvy
Luka perih yang dulu kau torehkan
Kini berusaha kau pulihkan
Kau ajarkanku tuk kembali mencinta
Dengan sejuta kata penuh makna


Rasa sakit yang dulu ada
Kini perlahan, kau ganti dengan canda tawa
Kau ajakku tuk kembali berdiri 
Mengarungi samudera yang telah menanti


Ku coba untuk membuka diri
Memberi kembali ruang pada hati ini
Rasa yang sedari dulu ku pendam
Mungkin kini tak lagi dapat teredam


Kebahagiaan akan perasaan dicinta
Membuat diriku ingin percaya
Selayaknya kita berdua bersama
Tercipta tuk saling mencinta

dedicated to my beloved best and boyfriend
Silvy
He finally comes to my life.


ITALY
I Trust And Love You




Wish the very best for US!


love you.
Silvy
Manusia itu datang setiap harinya
Pada pohon di ujung jalan rumahnya
Membuang gejolak yang ada
tentang rasa yang dimilikinya

Pohon diam tak berkata
Menelan setiap ucap rasa
Lantunan tentang cerita cinta
Yang didengar dari sang manusia

Manusia itu datang setiap harinya
Bersandar pada pohon di ujung jalan rumahnya
Merintang penat di jiwa
Akan gundah yang dicecapnya

Pohon terdiam tanpa daya
Hanya tersenyum menutup rasa
Tak bisa ia rengkuh sang manusia
Yang tak pernah menyadari kasih darinya

Manusia itu datang setiap harinya
Menemui pohon di ujung rumahnya
Berbagi rasa maupun tawa
Lewat goresan kata tentang butir cinta

Pohon diam, lagi tak bersuara
Menyembunyikan perih dalam lambai gembira
menyadari akan hakekat dirinya
Pohon tak bisa mencintai manusia

*sudah terbit pula di notes FB dan www.makna-kata.blogspot.com*
Silvy

Sepertinya sudah lama gw tidak menulis di blog gw ini. hahaha, kesibukan gw membuat gw kesulitan menemukan waktu untuk menulis di blog. Sekalipun ada, biasanya gw gunakan untuk beristirahat. Well, saat ini gw mau menuliskan sedikit catatan kecil mengenai perjalanan panjang yang gw lalui beberapa waktu ini. Here we go!

Perjalanan ini mengenai hidup gw yang menyangkut keorganisasian. Gw sangat menyukai dinamika yang ada di organisasi, baik konflik yang ada di dalamnya maupun kebersamaan yang juga dirasakan. Seperti yang sudah gw tulis di post gw sebelumnya, organisasi itu adalah KOMPSI. Gw sangat mencintai organisasi ini. Dan gw berhasil mendapatkannya J. Perjuangan gw mendapatkan organisasi ini sangat panjang dan menghasilkan tangis dan air mata.

Gw sudah berkecimpung di KOMPSI selama 1,5 tahun. Saat ini gw sedang menjalani tahun ke-2 gw di KOMPSI, sebagai seorang sekretaris. Awalnya, gw takut untuk menjadi sekretaris. Gw menyadari dengan sungguh, menjadikan gw seorang sekretaris adalah langkah awal untuk menyiapkan Gw menjadi seorang Sekjen. Namun setelah diyakinkan, dan mencari tahu jobdesc seorang sekretaris, akhirnya gw menyetujui untuk menjadi bagian dari BPH di KOMPSI Periode 2010-2011.

Baru setengah tahun menjalani peran sebagai seorang Sekretaris, pemilihan Wakil Angkatan (WA) periode 2011-2012 kembali dibuka. Gw mengalami konflik yang cukup berat ketika gw diminta untuk kembali menjadi WA. Terlalu banyak denial  yang gw lakukan dan terlalu banyak excuse yang gw sampaikan untuk menolak menjadi WA di periode selanjutnya. Gw mau lulus cepet jadi mau ambil seminar di semester 6, gw mau ambil les bahasa, gw udah cape organisasi, dan masih banyak lagi.

Setelah gw merenung dan menelaah kembali, semua excuse itu muncul dari ketakutan gw akan pengalaman di masa lalu, dimana gw merasa gagal dalam memimpin sebuah organisasi di Gereja.
Dengan jumlah orang yang sangat sedikit, gw dituntut untuk dapat melakukan banyak hal bersama dengan 4 orang lainnya. Dan karena gw sudah tidak sanggup untuk melanjutkannya, gw vakum dari organisasi itu. Gw merasa lelah karena 4 orang lainnya pun tidak sebegitu komitnya lagi dalam menjalani organisasi itu. Selain itu, orang yang di awal secara menggebu-gebu mendorong gw untuk menjadi ketua, secara perlahan hilang dan tidak banyak berkontribusi dalam organisasi ini.

Oh ya, pengalaman seperti ini terjadi 2 kali dalam waktu yang berdekatan di dua organisasi yang berbeda, dengan tipe karakteristik yang sama. Beranjak dari 2 pengalaman serupa, gw merasa gw tidak bisa menjadi seorang pemimpin yang baik. Ketika gw memimpin, hasilnya akan menjadi buruk. Stigma ini yang membuat gw menjadi takut akan “ketinggian” a.k.a jabatan tinggi.

Ketakutan gw ini membuat gw sangat tertekan. Gw merasa ketika gw memutuskan untuk masuk lagi menjadi WA, berarti secara tidak langsung gw bersedia untuk menjadi calon sekjen. itu sudah 1 paket dalam benak gw. Gw tidak siap dan gw takut kejadian yang sama akan berulang lagi ketika gw menjadi Sekjen di KOMPSI. Gw takut di tangan gw, KOMPSI akan mengalami kegagalan yang sama.

Mengatasi ketakutan gw ini, gw bercerita banyak dengan salah satu senior gw. Orang yang cukup signifikan dalam kehidupan berorganisasi gw. Dia cukup memberi banyak masukan dan data-data obyektif tentang diri gw sehingga gw merasa sedikit yakin. Awalnya, gw mau memberikan keputusan gw untuk jadi calon WA terpilih ketika gw sudah ngobrol-ngobrol dengan salah seorang mantan Sekjen yang cukup terkenal di Psikologi. Orang ini adalah sosok yang gw sangat kagumi sejak pertama kali gw ikut rapat yang cukup penting yang melibatkan WA, dia, dan seorang petinggi organisasi lain di Psikologi (dan selalu diketawain sama anak psikologi lain yang tau. Hahahaha.) Namun, ternyata dia harus pergi ke China, dalam waktu yang cukup lama. Dan gw berpikir tidak memungkinkan untuk membahas masalah ini karena gw baru mau ngobrol sama dia, sehari sebelum dia berangkat ke China. Gw berkali-kali bilang ke Sekjen gw yang sekarang, bahwa gw akan kasih keputusan ketika gw sudah ngobrol-ngobrol dengan orang itu.

Di tengah kebingungan gw dalam mengambil keputusan, akhirnya gw terdorong untuk mengikuti sebuah persekutuan doa rutin yang ada di Gereja gw. Ketika itu, tema pengajaran yang diberikan adalah “mengubah ketakutan menjadi kekuatan” sangat sesuai dengan kondisi yang gw alami. Dari pengajaran hari itu gw meyakinkan diri untuk melawan ketakutan gw untuk menjadi seorang pemimpin. Gw mau keluar dari zona nyaman gw. Gw memantapkan diri untuk menjadi calon WA dan ikut putaran voting II, bahkan sebelum gw berbicara dengan orang yang awalnya gw jadikan penentu keputusan gw untuk maju atau mundur.
Ternyata kebulatan tekad memang selalu diuji. Ketika gw sudah bersedia untuk kembali menjadi calon WA, ternyata gw mendengar kabar yang membuat gw tertekan. Tidak adanya calon ketua HIMAPSI (salah satu organisasi dibawah naungan KOMPSI, yang memfasilitasi kebutuhan mahasiswa yang belum dipenuhi di Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Psikologi) dan calon WA 2007++. Berita ini cukup menekan gw karena ada tanggung jawab tidak terduga yang harus gw terima. Dan gw tidak siap untuk itu. Gw bingung dan merasa terbeban, karena gw berpikir dengan jumlah pengurus yang berkurang, gw harus menerima tanggung jawab yang lebih besar. Gw merasa ada kemiripan dengan 2 pengalaman yang gw hadapi sebelumnya. Keyakinan gw goyah, dan gw sangat takut dan tertekan akan mengalami kejadian yang sama lagi.

Tapi itu semua bisa gw atasi, karena gw diajak berpikir secara lebih positif, tidak melihat kedua hal itu sebagai hambatan, namun lebih sebagai hal yang menguntungkan. Yah meskipun gw sampe sakit kepala gara-gara memikirkan hal ini. Abis caranya radikal sih, merubah mindset gw secara cepat. But it works! Gw menjadi lebih yakin kalau gw bisa melalui hal itu. Gw mulai banyak mencari info-info dengan beberapa orang yang dirasa cukup oke dalam hal keorganisasian. Gw mendiskusikan mengenai masalah yang terjadi. Pemahaman organisasi gw semakin bertambah dan gw semakin tahu harus melakukan apa. Bahkan dengan berbicara ke beberapa orang ini, gw jadi menemukan hal apa yang harus gw lakukan di tahun depan (semua kejadian pasti ada hikmahnya ya)

Nah, krikil terakhir yang menguji kebulatan tekad gw adalah kejadian yang terjadi ketika Voting II berlangsung! Di hari pertama voting, gw masih merasa santai dan tidak memikirkan perhitungan suara, sampai akhirnya di hari kedua (Selasa), Sekjen gw tiba-tiba sms dan memberitahu bahwa suara untuk gw di Voting II tidak signifikan. Bahkan cenderung tereliminasi. LAGI LAGI kecemasan mulai melanda gw. Gw melakukan kampanye untuk meminta teman-teman angkatan gw memilih gw. Hal ini cukup berat untuk gw. Gw merasa kenapa gw harus meminta dipilih, kalau memang sudah tidak dipercaya untuk menampung aspirasi angkatan gw. Meskipun berat, gw tetap melakukan. Gw minta bantuan ke beberapa orang untuk jadi tim sukses gw. Dan mereka memang dari awal adalah orang-orang yang mendukung gw. Gw sangat bersyukur dan berterima kasih kepada mereka. Tanpa mereka, mungkin gw tidak sanggup menjalani hari-hari pemilihan yang membuat gw banyak menangis. Gw merasa sangat disonans, ketika saat itu masih dielu-elukan sebagai calon sekjen, di satu sisi gw tidak melihat ada dukungan suara yang diberikan. Selain itu, gw juga merasa tidak mendapat dukungan dari significant other gw. Kecewa dan sedih rasanya. Hal ini membuat gw sangat down. Di saat banyak orang lain yang mendukung gw, justru gw merasa tidak mendapat dukungan dari orang yang cukup penting di hidup gw. Di hari sebelum pemilihan WA terakhir, dimana kedudukan suara gw turun jd peringkat ke 6, gw mengetahui bahwa significant other gw tidak setuju dengan cara yang gw lakukan. Hal ini membuat gw ingin menyerah. Hari itu gw juga sangat menyesal dengan keputusan gw untuk tidak mengambil kesempatan sebagai WA mandiri.

Di hari terakhir pemilihan, gw cemas dan panik seharian. Di kelas Kontruksi Tes, gw sama sekali tidak konsentrasi. Pikiran gw ada di bilik pemilihan. Hari ini bakal jadi hari “kematian” buat gw. Itu yang ada dibenak gw. Setiap ada jam kosong, gw cabut ke Plaza Semanggi. Gw bersyukur ada 2 temen gw yang setia nemenin gw escape. Marsha dan Kenny. I thank them so much! Ditengah kegalauan gw, kecemasan gw, gw bersyukur ada mereka. Dari maksa gw makan, sampe akhirnya bisa bikin gw tertawa meskipun ga lepas. Pas perhitungan suara pun gw kabur. Ga mau ikut. Ga mau tau. Sejujurnya gw ga siap untuk terima berita kalau gw harus cabut dari KOMPSI taun depan. maka dari itu gw ga mau tau secara langsung perolehan suara yang gw dapatkan.

Seharian itu, gw benar-benar kabur dari semua masalah tentang pemilihan. Tapi semakin sore, entah kenapa ada perasaan tenang. Ga seperti siangnya yang bikin gw psikosomatis. Gw menghabiskan waktu gw dengan membeli cemilan buat rapat evaluasi tengah tahun yang akan berlangsung hari itu dengan menginap di kampus.
Gw baru mengetahui jumlah suara yang gw peroleh ketika rapat evaluasi berlangsung dan topik pertama yang dibahas adalah perolehan suara. Sekjen gw saat itu yang membacakan perolehan suara. Dimulai dari 2007++, 2008, dst. Gw tetap tenang mendengarkan. Hingga akhirnya giliran 2008 dibacakan, ternyata nama gw keluar sebagai calon WA dengan perolehan suara tertinggi, sama seperti satu calon lain. Gw sungguh terharu meskipun ga terlalu kaget, dengan kedudukan yang gw peroleh. Gw hanya berharap bisa menduduki peringkat ke 4, tapi nyatanya gw melebih hal itu. Saat itu gw menangis, tapi kali ini gw menangis lega dan terharu. Pengumuman perolehan suara itu juga disambut kelegaan beberapa WA lainnya. Gw sungguh senang akan hal itu. Dan yang langsung terpikir di benak gw adalah untuk langsung menghubungi senior gw, dan mantan sekjen yang gw kagumi (udah dibilang di atas) karena kontibusi mereka sangat besar dalam membantu gw melewati masa-masa sulit ini.

Saat ini gw sungguh bersyukur mengalami serangkaian kejadian yang gw ceritakan. Tanpa adanya itu semua, mungkin gw tidak akan seyakin dan sekuat sekarang ini. Meskipun gw juga masih butuh banyak berproses, namun pengalaman yang gw alami ini menjadi sesuatu yang berharga buat gw. Seandainya gw dulu menjadi WA mandiri, mungkin gw tidak akan melewati serangkaian proses yang cukup mendewasakan gw. Gw juga merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada orang-orang yang banyak sekali berkontribusi dalam membantu gw melewati kejadian-kejadian ini. Tanpa mereka mungkin tidak akan ada hari seperti hari ini. Untuk ke depannya, gw akan mengusahakan semampu gw segala hal agar tidak mengecewakan orang-orang yang sudah sangat mendukung gw. Mengutip dari salah satu notes temen gw,

Cause I can’t pay it back, only pay it forward...
Silvy
Ada ga ya kursus kepemimpinan?
Kursus yang bikin peserta didiknya bakal jadi seorang pemimpin ketika lulus dari kursus itu.
Rasanya aneh ya, ketika mendengar ada kursus buat jadi seorang pemimpin.
dan mungkin, tempat kursus itu akan laku, diisi oleh orang-orang yang mau jadi pemimpin cuma ga tau mereka itu bisa ato engga. maka dari itu mungkin mereka akan kursus di sana.

Belakangan ini, gw cukup jengah mendengar para calon pemimpin yang acap kali mempertanyakan potensi mereka, dan mencoba mencari jalan termudah untuk bisa mencapai kebutuhan mereka untuk memimpin.
jadi WAKIL. dalam hati, kok rasanya  gampang sekali ya? kenapa harus mencari jalan aman seperti itu?

Mungkin, ini juga yang dirasakan oleh orang-orang yang memberikan support kepada gw, dan meyakinkan gw pada potensi-potensi dalam diri gw. Mungkin mereka jengah dan lelah. tapi pada akhirnya gw mau untuk mengambil tantangan itu. menantang potensi-potensi yang memang gw miliki. ada quote yang sangat menggugah gw ketika gw mempertimbangkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Challange your limit, but do not limit your challange

Beberapa hari ini, gw berusaha menyadarkan para calon pemimpin yang lain akan potensi yang mereka miliki. dan gw mengalami frustrasi berat, karena gw merasakan kecenderungan negatif dalam diri mereka sangat besar. LELAH, CAPE, JENGAH. itu yang gw rasakan.

Sejujurnya, gw bukan menyuruh mereka untuk menjadi ketua ketua. gw hanya menyuruh mereka untuk memberanikan diri mereka, keluar dari zona nyaman mereka selama ini. namun tidak mudah ternyata.
Semua kembali lagi ke diri sendiri. Sebanyak apa pun orang yang membantu menyadarkan potensi-potensi di dalam diri kita, kalau dari dalam diri sendiri tidak mau untuk bergerak, semua ucapan dari orang-orang tersebut hanya angin lalu belaka. Tidak ada efek atau dampaknya bagi diri sendiri, karena mereka tidak mau keluar dari zona nyaman tempat mereka berada selama ini.
Silvy
Kemarin diriku yang lain pergi.
Ke benua lain. Aku pikir tidak akan merasakan apapun.
Apa lagi konflik sering terjadi. Ternyata, 2 hari kesedihan tak terbendung.
Air mata tertahan yang tumpah bak hujan gerimis.
Yah, bagaimanapun juga sejak semula kami adalah satu. Kalau sekarang berpisah pasti sedih pula.
Hanya berdoa yang terbaik untuknya. Ia pasti bisa melalui harinya dengan baik di sana.
Begitu pula dengan diriku. Ketika nanti kami bertemu, kami berdua sudah tidak lagi sama.
Semakin dewasa dan semakin membanggakan satu sama lain.
Ya, pada saatnya nanti.
Silvy
Air danau yang tenang itu kembali beriak.
Tersentuh oleh helai daun yang jatuh dari pepohonan.
Sepertinya tidak begitu berarti. Hanya sebuah pemandangan yang biasa.
Tapi tidak halnya dengan sang Danau.
Air itu bagian dirinya. Pusat kehidupannya.
Bagaikan jantung manusia. Tanpa air, danau bukan apa-apa.
Riak itu semakin meluas. Mengusik danau hingga ke dasarnya.
Riak-riak itu terus bergelombang. Gelombang yang tenang dan menghanyutkan.
Danau terlena pada riak yang dibuat oleh daun. Hingga danau tak mau melepaskan daun daripadanya
Kini daun itu ikut tenggelam. Menelusuri hingga kedalaman sang Danau.
Daun tidak menyadari apa yang dirasakan oleh sang Danau.
Ia hanya terus mengusiknya dari dalam, tanpa pernah tau apa akibat keberadaan dirinya.
Daun terus bersinggasana di dasar danau. Menyatu dengannya.
Kejadian yang sama akan terus berulang. Ketika Daun kembali hadir di atas permukaan air sang Danau.
Sebuah siklus yang tak akan terhenti. Sampai pohon itu tak lagi mempertemukan Daun dengan sang Danau.
Silvy
Tiang itu sesuatu yang kokoh
sesuatu yang berdiri tegak
sesuatu yang kuat

Tiang itu ditanam di dalam beton yang membuatnya lebih kuat lagi
banyak orang yang berada di sekitarnya
ada yang bersandar padanya
ada yang mencoret-coret dirinya
ada yang hanya melihatnya

Saat ini badai datang
tiang itu menjadi bingung
dirinya goyah, butuh sesuatu untuk menopang
tapi, dia itu tiang. Tiang seharusnya tidak butuh penopang.
dirinya sudah ditanam kuat di beton.
ia berusaha untuk tetap tegak dan kokoh
agar ia tidak roboh dan melukai orang-orang disekitarnya
agar orang-orang itu masih dapat bersandar dan menggunakan dirinya sesuai fungsinya

Tapi angin yang datang sangat kencang
Tiang merasa tidak sanggup untuk bertahan
tapi ia tidak tahu bagaimana harus meminta topangan
orang-orang disekitarnya merasa ia sudah kuat, kokoh dan tegak.
sudah bertahun-tahun tiang itu berdiri tegak.
diterpa berbagai macam angin
ada yang kadang membuatnya bergoyang
ada yang tidak membuatnya bergerak sedikitpun
tapi tiang tetap dapat berdiri tegak.

Tiang sadar akan hal itu.
tapi menghadapi badai ini
tiang berjuang sendiri
Silvy
Tetes hujan musim kemarau bersembunyi
Jantung itu kini tak lagi terlindungi
Degupnya sunyi tak henti berdebat
Merah darah menitik tersayat
Jangan lagi dicabik!
Nanti ia berhenti berdetak.
Silvy
hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
Silvy
April I'm in LOVE


Gw terlalu excited hari ini...
Dan gw MUNGKIN karena gw sedang jatuh cinta..




Mengutip kata-kata temen gw..
"I don't know you, but I think I love you already"


i don't know wheter is it right or wrong, but i just wanna step forward and make it closer
Silvy
Harusnya di dunia ini yang berbeda dengan mudah bersatu
Harusnya di dunia ini berbeda itu indah
Harusnya di dunia ini perbedaan menyatukan segalanya

Tapi kenapa kini perbedaan dijadikan faktor untuk memisahkan?

*dilema karena menghadapi perbedaan*
Silvy
Hari ini, Minggu 11 April 2010 BPH dan para Koorbid KOMPSI 2010-2011 rencananya mau ngadain rapat pra rakoor.
Acaranya berlangsung di rumahnya Sisca.. koorbid tim Sosialisasi. mau tau rumahnya dimana??? BOGOR! waaww! tempat yang lumayan jauh buat dijadiin tempat rapat. but I like it so MUCH...=D
tadinya mau di Jakarta aja, paling di kampus... tapi ternyata Sisca harus pulang ke Bogor. Jadilah semua sepakat untuk rapat di Bogor..


Awalnya semua bisa hadir.. namun pada hari keberangkatan.. koorbid SULITBANG digantikan oleh kak Zeindy (dan gw bersyukur untuk itu =D abis kak Zeindy itu lucu banget!) dan Indra, Bendahara KOMPSI tidak bisa ikut karena harus mengerjakan tugas kuliah.


Well rapat lah kami berlima. Diawali dengan gw dan Gratje (Koorbid PK) dijemput oleh Okki (SEKJEN!!) di McD kalimalang bersama kak Zeindy! jam 09.30.. ngaret 10 menit sih.. hehehe
selesai menunggu Okki makan dan Gratje beli minuman, kami berempat cabut langsung ke BOGOR! sepanjang perjalanan kami bercengkrama dan saling bercanda. Sungguh awal yang sangat menyenangkan. Perjalanan menuju BOGOR tidak memakan waktu yang cukup banyak. karena hari Minggu, jalanan cenderung sepi. perjalanan kami sedikit terhambat karena Okki salah belok.. haha buat it's still fun =D


Tidak berapa lama, sampailah kami berempat di depan sebuah rumah bertingkat 2 bercat kan pink... ya itulah rumah Sisca! kami semua segera menuju lantai 2 yang telah disiapkan untuk rapat. Rapatnya berlangsung sangat lancar dan juga santai.. tidak terlalu memakan pikiran.. dan lebih banyak diselingi tertawa dan gurauan =D


kami selesai rapat sekitar pukul 2. dan kami memutuskan untuk pergi makan. karena agenda kami hari itu tidak hanya Rapat.. namun juga WISATA KULINER.. Kita makan di resto kencana. dan kami serempak memesan makanan dengan mengandung BABI.. hahahaha,,, konyol dan lucu.. yang paling enak makanannya Gratje.. KWETIAW SIRAM BABI.. nyam nyam.. sungguh lezat! jam makan kami diisi dengan cerita dari Sisca yang waktu itu tidak ikut makan, karena masih kenyang.. ia bercerita tentang film My Name Is Khan.. dan gw merasa gw tidak perlu nonton lagi karena ceritanya sangat detail.hahaha.. WISATA KULINER kami tidak berakhir disana. tidak sepenuhnya wisata kuliner sih.. karena kami juga belanja ke toko stationery!!! menyenangkan sekali.. gw menghabiskan banyak uang disana >.<


ketika hendak membayar.. ternyata uang gw kurang! jadilah Okki membayarkan setengahnya karena dicampur juga dengan barang yang ia beli.. dan ketika gw bilang, "Ki, nanti gw ganti berapa ke lu?" dan ia menjawab "ya udahlah, sturknya juga ngga bisa dibaca gt"... wow! Okki bayarin setengah belanjaanku.. hihihi senangnya punya Sekjen yang baik :)


Setelah dari toko stationery, kami semua menuju ke VENUS! tempat menjual roti Unyil =D.. owh ya lupa.. sebelum pergi ke toko stationery tadi, Okki beli ngo hiang dulu buat mamanya yang udah mesen.. haha
baru abis itu lanjut ke Venus.. sesampainya disana, RAMENYA GILA GILAAN! kami parkir di Tan Ek Tjoan, tapi menyebrang untuk membeli Venus.. nah! karena sangat amat penuh! jadilah kami pergi dengan tangan kosong. karena semua pada bilang kalau Tan Ek Tjoan juga enak, maka Okki mengganti roti Unyilnya dengan roti Tan Ek Tjoan.. hahahaha


Di sana, kami berlima makan eskrim! baru kami melanjutkan perjalanan menuju jakarta. jalanannya macet >.<
tapi tetap menyenangkan karena sepanjang perjalanan kami isi dengan sukacita. tertawa dan bercerita.. bahkan kami sempat foto-foto langit senja yang sangat indah.. :)
segala hal yang ada rasanya menyenangkan dan bisa dijadikan bahan tertawaan. gw yang tertawa paling puas! ahahahaha
ketika sudah memasuki Jakarta, kami mengantar Sisca ke kos-annya terlebih dahulu, kemudian lanjut dengan Okki yang ngapel di rumah Jessot.. jadilah kita semua ke rumah Jessot. awalnya gw ngga mau turun. karena gw cape dan mau tidur aja di mobil. tapi pada akhirnya, gw tetap turun karena dijemput oleh kak Zeindy dan Gratje yang sudah lebih dulu turun. di rumah Jessot kami beristirahat sejenak dengan makan pizza dan kembali mengobrol... dan ternyata itu membawa suka cita pula untuk Jessot (happy to know that =D)


nahhh karena sudah terlalu malam, dan gw juga sudah ribut mau bikin tugas... jadilah kami smua pulang jam 20.30 dari rumah Jessot di Jatinegara.. entah karena apa.. Okki menawarkan untuk mengantar gw dan Gratje langsung ke rumah masing2.. waaaww ASIK! hahaha... gw yang diantar pertama kali.. umm ada rasa tidak ingin pulang sih.. tapi apa daya, tugas menanti xp... seandainya tidak ada tugas, mungkin hari ini gw akan menghabiskan waktu lebih lama bersama mereka...

THEY REALLY MADE MY DAY! I REALLY LOVE THEM...

That's why I call them, FAMILY... cause they always can made my day! 

I HEART KOMPSI 2010-2011 :))



Silvy
Well ok.. seperti judul dari tulisan ini gw mau berbagi sedikit tentang mencintai seseorang dengan hati.. bukan dengan pikiran.

Gw mendapatkan kutipan itu dari salah satu senior gw. Senior gw ini menemukan kesamaan diri gw dengan dirinya sehingga dia mengingatkan gw akan hal ini.
Awalnya gw tidak cukup mengerti apa maksud dari perkataannya, sampai akhirnya gw bertanya apa maksud dari perkataannya. Dia menjawab.. "kalo masih nganggep "rasa ser2an yg ada or rasa seneng yang ada adalah wajar krn emang sewajarnya gitu kalo attracted" brarti masih maen2"
dan kata-kata dia langsung membuat gw terperangah. Dalam hati gw bilang, "Dam*! itu gw!" hahaha

Pernah ga kalian merasakan hal ini? gw mulai menyadari kalau gw terlalu banyak menggunakan kepala gw, sejak gw berkecimpung di dunia organisasi. Terlalu banyak berhubungan dengan orang-orang yang cenderung kritis dan mengutamakan logika dalam berbagai hal. Dan entah mengapa hal itu membuat gw juga berlogika dalam masalah "cinta".

Awalnya gw tidak pernah membagi-bagi perasaan yang gw miliki.. hanya akhir-akhir ini gw mulai membaginya. Gw sedang menyukai satu pria, dan teman gw mengatakan bahwa gw sedang jatuh cinta. Entah apa yang gw pikirkan, dengan singkat gw menjawab "belom cinta kok. baru suka" haha.. dan bahkan gw mencari apa perbedaan dari rasa suka, cinta, dan sayang. Bisa terbayang kah? yang awalnya sama sekali tidak membagi-bagi perasaan, kini malah mencari kejelasan perbedaan dari tiga tipe perasaan. hahahaha

Gw akui gw mulai mencintai seseorang dengan menggunakan kepala gw. Dan mungkin itu yang membuat gw tidak benar-benar serius ketika attracted ke seseorang.
Kadang gw merasa lelah terus menjalani sesuatu dengan terlalu berpikir, namun entah mengapa hal itu mulai menjadi bagian dalam diri gw.

Sekarang ini, gw mulai merasakan perasaan deg-degan ketika berhubungan dengan pria yang gw sukai. gw berusaha sekeras mungkin untuk bisa merasakannya dengan hati. Meskipun sedikit sulit karena gw cenderung merasionalisasi perasaan yang gw rasakan. Mungkin rasionalisasi yang gw lakukan ini menjadi salah satu bentuk pertahanan diri yang gw lakukan karena gw tidak mau terlukai karena perasaan yang tidak berbalas.

Hanya satu harapan gw, kali ini gw mendapat kesempatan untuk bisa kembali merasakan cinta dari hati.. yang benar-benar membuat gw nyaman dan bisa menjadi diri gw sendiri tanpa harus mengenakan topeng =D

Silvy
Pernahkah anda merasa dikecewakan oleh sesuatu yang anda cintai? Entah manusia ataupun lembaga.

Itu yang saya rasakan saat ini. Kekecewaan itu begitu terasa hingga nada suara saya bergetar ketika berbicara dan tak bisa dipungkiri saya akhirnya menangis. Kekecewaan itu begitu mendasar dan terasa di dalam hati saya.

Sesuatu yang sangat saya cintai telah menoreh kekecewaaan yang cukup membekas dalam hati dan ingatan saya.

Kecintaan saya akan lingkungan organisasi di fakultas psikologi ternoda 
hari ini. Entah apa yang akan saya rasakan ke depannya. Lingkungan yang saya anggap cukup profesional ternyata dengan mudahnya melanggar aturan yang telah disepakati bersama (ini adalah pendapat saya pribadi). Hanya aturan simple.. Aturan main sebelum rapat bisa dengan seenaknya dilanggar. Hanya dengan alasan bahwa Rapat Akbar Mahasiswa dapat membuat keputusan bersama. Salah satu hal yang membuat saya sedemikian dalam, merasa kecewa adalah hal tentang pembuatan kesepakatan untuk melanggar aturan yang telah disepakati sebelumnya dilontarkan oleh orang-orang yang saya jadikan panutan dan sangat saya kagumi dan hormati. Saya sungguh kecewa hal itu terlontar dari mereka. Saya juga sangat kecewa bahwa ternyata orang-orang itu juga yang melontarkan pendapat yang menurut saya pribadi tidak adil, sekali lagi ini pendapat pribadi. 

Rasanya sekarang saya kehilangan sosok-sosok panutan yang selama ini saya kagumi dan hormati.

Seandainya sosok-sosok panutan saya itu meihat tulisan ini, apakah yang mereka pikirkan? Mungkin mereka secara tidak sadar melakukan hal tersebut. Namun ternyata hal tersebut telah membuat kekecewaan yang cukup dalam pada diri saya, 
seseorang yang mengganggap mereka sebagai panutan.

Dan seandainya saya bukan salah satu pengurus organisasi di fakultas psikologi, mungkin saya sudah tidak mau hadir di dalam RAM, karena sebagai mahasiswa lepas, saya tidak melihat lagi profesionalitas di dalam RAM.. Itu bila saya adalah mahasiswa lepas non-organisasi. Tapi tentu saja hal itu tidak dapat saya lakukan.
Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan dan terpikir dalam benak saya adalah membangun kembali kepercayaan saya kepada profesionalitas RAM dan menyembuhkan diri saya dari kekecewaan saya ini.

Saya menuliskan ini bukan sebagai salah satu ajang melecehkan berbagai pihak karena bagaimana pun juga, saya tetap menghormati setiap organisasi yang ada di fakultas psikologi. Tapi ini adalah sebuah ungkapan hati yang tidak bisa saya lontarkan secara lisan. Apabila ada yang secara sengaja ataupun tidak sengaja melihat tulisan ini, saya 
sama sekali tidak mengharapkan ungkapan hati saya ini dijadikan bahan perdebatan ataupun pergunjingan.
Silvy
Putih itu kini ternoda

dihujat sepertinya

dianggap tidak berguna

diperlakukan seperti pengacau

apa esensinya?

kalau semua demi kepentingan semata?

apa putih tidak berhati?

yang bisa seenaknya dikecam dan dihina

lalu apa bedanya peneriak "hati" yang tidak memandang sang putih dengan hati?

lebih berhati kah?

karena mungkin putih hanya ingin berhati-hati.

Silvy
Pernah kah kalian merasakan kecintaan pada suatu lembaga? pada suatu organisasi? pada suatu institusi?
bagaimana rasanya? ketika anda awalnya terpaksa masuk ke dalamnya namun kemudian anda jatuh cinta kepadanya?


Hal itulah yang saya rasakan beberapa hari belakangan ini. entah apa yang menjadi pemicunya, namun rasa kecintaan saya akan organisasi yang saya ikuti bertambah besar.
sudah hampir tahun kedua saya berada di organisasi tersebut. awalnya saya masuk dengan sedikit "paksaan" karena yang mendaftarkan saya untuk masuk ke dalam organisasi tersebut bukan saya sendiri, melainkan teman-teman saya. 1 tahun bekerja, lelah, memeras pikiran dan tenaga, sedih, kesal, semua bercampur menjadi satu. awalnya saya berpikir untuk tidak melanjutkan keanggotaan saya di organisasi tersebut pada tahun kedua saya di Fakultas Psikologi Atma Jaya..


Namun apa yang terjadi, ternyata sekarang saya menjadi salah satu pengurus harian yakni sekretaris. hal yang tidak pernah saya pikirkan dan tidak pernah saya duga.
awalnya hanya merupakan becandaan semata dari calon sekjen, Okki.. namun lama kelamaan saya merasa hal itu bukan becandaan semata namun ucapan serius yang dibawakan secara bercanda. pembicaraan berlanjut menjadi lebih serius ketika Okki benar-benar meminta saya untuk menjadi sekretarisnya.
takut, cemas, senang, ragu, semua bercampur menjadi satu. saya tahu bahwa saya pasti akan mengambil kesempatan ini. meskipun demikian saya tetap menanyakan kepada orang-orang sekitar apakah saya mengambil kesempatan tersebut atau tidak. yah tentu saja ada yang pro dan kontra.. tapi saya tidak peduli. ini hidup saya. hanya saya yang dapat menentukannya.. :D


Jadilah saya sebagai anggota BPH pergi training selama 3 hari, lagi lagi di villa Jessot, sekjen terdahulu. 35 orang yang tidak begitu mengenal tinggal bersama selama 3 hari, kini menjadi sangat akrab. rasanya ingin menangis ketika mengingat-ingat training selama 3 hari tersebut. sungguh kenangan yang luar biasa dalam benak saya.


Besarnya rasa kesukaan saya akan organisasi inilah yang membuat semangat kuliah saya kembali meningkat setelah mengalami penurunan drastis selama masa semester pendek.
I've found my family. itu yang ada di dalam kepala saya.
mengapa keluarga? karena tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan betapa saya sangat menyayangi para pengurus di dalam organisasi ini. yah mungkin tidak semua dekat, namun sebagai sebuah kesatuan, saya tetap menganggap mereka adalah keluarga saya. jujur, di sini lah saya mendapatkan apa yang tidak saya dapatkan di rumah. 


Hanya dengan melihat foto-foto ketika training dulu, saya merasa kembali bergairah. hanya dengan melihat email-email hasil reply-an saya dengan sekjen saya terdahulu, Jessica (red : Jessot) saya merasa saya telah melewati satu masa yang sangat berharga dalam periode lifetime saya.


Di organisasi ini awal saya belajar bagaimana menjadi asertive. bagaimana saya harus menangani permasalahan yang muncul. di sini saya juga pertama kali belajar berorganisasi yang sesungguhnya. di sini pertama kali saya bisa sangat dekat dengan orang yang bukan teman main saya. di sini pertama kali saya menemukan betapa berharganya suatu kesatuan dalam sebuah komunitas. di sini petama kalinya saya merasa bangga akan diri saya. di sini juga pertama kalinya saya belajar untuk terbuka dengan pendapat yang saya miliki. organisasi ini adalah awal segalanya saya menemukan diri saya yang sekarang.


Dapatkah anda membayangkan betapa berharganya organisasi ini bagi saya?? saya akan sangat marah kepada orang-orang yang menjelek-jelekan organisasi ini. dan saya bisa menangis bahagia ketika ada orang yang mengatakan bahwa mereka bangga akan organisasi ini.


Meskipun masih banyak keraguan dalam diri saya, saya yakin saya akan bisa menuntaskan satu periode kepengurusan ini dengan lebih baik lagi. dan tentu saja akan semakin banyak pelajaran yang saya terima dari para pengurus lainnya. meskipun ada yang pro dan kontra ketika saya menjadi BPH, namun saya yakin ini adalah jalan yang memang sudah ditetapkan. apapun yang terjadi, seberapa sulitnya masalah yang dihadapi, kecintaan saya akan organisasi ini pasti akan tetap menghidupkan semangat yang saya miliki.
hanya ada 4 kata yang dapat menggambarkan perasaan saya akan organisasi ini.


I Love You, KOMPSI
Silvy
Sudah hampir satu minggu gw tidak bermain dengan peer group gw..
Entah kenapa gw sedang tidak ingin bersama-sama dengan mereka.. mungkin gw hanya sedang ingin mencari suasana lain.
atau mungkin juga, karena belakangan ini ada hal yang hanya gw bicarakan dengan mira dan marsha sehingga gw lebih memilih untuk bersama dengan mereka karena gw bisa menceritakan apa yang gw rasakan ke mereka?


Beberapa hari belakangan ini, gw merasa tingkat kepercayaan diri gw menurun.. entah karena apa.
mungkin karena perasaan yang sedang gw rasakan saat ini.


ada yang bilang jatuh cinta bikin orang merasa dirinya cantik... kenapa hal itu tidak terjadi pada diri gw?
sejujurnya gw takut untuk berdekatan dengan orang yang gw sukai saat ini. mungkin karena penurunan rasa percaya diri yang gw miliki, atau mungkin juga hal ini yang membuat kepercayaan diri gw menurun...


belakangan ini gw merasa memiliki citra tubuh yang negatif... cukuP bingung dan bosan bila dipikirkan...


gw ingin melakukan suatu perubahan dalam hidup gw... 


gw ingin merubah citra diri gw yang galak, jutek, ga sabaran.


gw akan menjadi anak yang ramah, baik, sabar, dan rajin...


mudah-mudahan tidak muncul keluhan-keluhan yang melelahkan dari temen-temen gw.
kadang gw merasa jenuh karena gw merasa proses yang terjadi hanya satu arah.. dari gw kepada mereka.
meskipun gw tau peran mereka juga cukup signifikan dalam keseharian gw.


hffftttt.. semester 4 ini akan menjadi titik balik dalam hidup gw.. semoga ini menjadi awal yang baik dan menyenangkan.. XP
Silvy
Ya!!!
3 hari terakhir ini gw mengikuti pelatihan KOMPSI 2010/2011...
sama seperti dengan tahun lalu.. training ini sangat berkesan buat gw.. bahkan lebih berkesan.


Awalnya gw sama sekali tidak berminat untuk ikut karena nyokap gw sudah melarang gw untuk pergi.
sampai hari briefing trakhir sebelum pergi pun, gw masih bilang kalau gw tidak bisa pergi.
sampai akhirnya, satu per satu peserta training yang mengatakan tidak bisa ikut kemudian mencoba untuk mengusahakan untuk bisa hadir.


gw dan sisca mendatangi mas indra untuk ijin tidak presentasi Psi.Rem. untuk mengikuti training ini. kami juga berusaha mati-matian menyelesaikan tugas UAS PsiSos II kelompok kami masing-masing sebelum kami berangkat, karena keesokan hari setelah kami pulang (minggu) adalah hari kompre UAS PSISOS II.
gw juga mencoba memohon nyokap gw untuk mengijinkan gw untuk bisa pergi yang akhirnya ia mengijinkan dengan catatan gw tidak boleh tambah sakit. gw menyanggupi itu.


dan jadilah gw berangkat semobil dengan bibi, okki, siska, justin, dan indra.


ada yang paling berkesan dengan training ini. yaitu gw terpaksa harus jadi korban untuk bermain trust fall karena nama gw lah yang terpilih. mungkin hal ini bukan lah hal besar untuk orang-orang lain. tapi buat gw ini adalah musibah.


gw adalah orang yang sangat takut ketinggian tanpa pegangan. dan gw sangat takut untuk menjatuhkan diri gw dengan hanya mempercayai orang lain untuk bisa menopang tubuh gw. gw sadar badan gw cukup berat.


gw bingung harus bagaimana. cukup lama gw memutuskan untuk naik. roy dengan bantuan bima mencoba untuk menenangkan gw dengan mempraktekan dengan cara yang lebih simple. gratje, justin, dan bima terus menerus meyakinkan gw kalo gw bisa melakukan hal itu. tapi hal itu tetap tidak begitu berpengaruh. rasa takut gw sangatlah besar. setelah beberapa menit gw mencoba mengumpulkan keberanian. gw memutuskan untuk mendekati tempat yang akan gw naiki (pijakan untuk trust fall) tapi lagi-lagi gw tidak berani untuk naik.


Saat itu gw hanya bisa menatap nanar teman-teman sekelompok gw. yang saat itu gw perhatikan adalah roy, indra dan becky. ketika ge melihat roy, dya mencoba meyakinkan gw dengan kata-kata mendukung yang mengingatkan bahwa trust fall itu mudah seperti yang ia peragakan. gw juga melihat ke arah becky.. teman sekamar gw. dya berkata, "seandainya dibolehkan, gw bakal gantiin lu py.. ayo lu pasti bs"... namun itu juga belum cukup membuat gw cukup berani meskipun sudah mulai berpikir untuk melakukan trust fall demi teman teman gw. terakhir gw melihat ke arah indra. tujuan gw adalah meminta pertolongan. gw tidak tahu apa yang harus gw lakukan. dan yang ia lakukan adalah hanya memandang gw, tersenyum dan tanpa bicara menyampaikan pesan bahwa gw mampu melakukannya. gw cukup tersentuh dengan semua support yang diberikan oleh teman-teman kelompok gw. akhirnya gw dengan bantuan kak iya sang trainer, naik ke atas pijakan yang tinggi untuk bersiap melakukan trust fall. gw diminta untuk mengikuti perkataan teman-teman gw. ketika mereka bilang trust, maka gw harus berkata trust lalu ketika teman-teman gw berkata fall, maka gw harus berkata fall kemudian menjatuhkan badan. ketika teman-teman gw sudah berkata fall, sangat sulit bagi gw untuk mengatakan fall. membutuhkan beberapa detik untuk mengumpulkan segenap keberanian yang gw miliki. akhirnya gw pun menjatuhkan badan gw. hanya berlangsung beberapa detik dan gw merasakan tubuh gw ditopang dengan aman oleh teman-teman sekelompok gw. setelh di turunkan, gw langsung berpegangan ke dinding tempat berpijak karena gw sangat lemas. waktu diadakan debriefing pun, ketika menyampaikan pendapat, suara gw masih bergetar tanda bahwa ketakutan gw masih tersisa.


namun pengalaman itu menjadi sangat berharga buat gw karena gw menjadi yakin akan teman-teman gw. gw yakin disaat gw jatuh, pasti akan ada yang menopang gw. yah bukan berarti gw akan dengan mudah melakukan trust fall untuk kedua kalinya sih. gw akan tetap takut. namun itu sudah menjadi awal yang cukup baik untuk gw.


kebersamaan selama 3 hari di cipanas, membuat gw menemukan keluarga baru yakni KOMPSI 2010/2011. kedekatan kami menjadi sangat terbangun hanya dengan 3 hari tersebut.


gw merasa sangat bersyukur kepada Tuhan karena gw diberikan kesempatan untuk bisa mengikuti training lagi dan untuk tetep ada di KOMPSI.


mungkin gw tidak akan bisa mengembangkan diri gw, kalau saja ketika awal masuk kuliah gw tidak terpilih sebagai wakil angkatan. namun gw percaya Tuhan punya rencana yang indah untuk hidup gw...


LOVE YOU, KOMPSI!