Silvy
Kalau mencintai itu punya resiko yang besar untuk terluka, kenapa masih banyak orang yang mau mencintai??

Semakin besar rasa cinta yang kita berikan..semakin besar pula resiko sakit hati yang akan kita rasakan..

Masalah ini sudah sering dikatakan, didramakan, dinovelkan, difilmkan, dilagukan..
Tapi masih saja terasa begitu membingungkan..

Adakah cara untuk dapat mencintai tanpa takut untuk terluka??

Rasanya mustahil..

Ketika kita semakin dekat dengan seseorang..akan semakin sering konflik yang terjadi,,semakin besar kemungkinan untuk terluka..
Disinilah kita diuji, apakah cinta yang kita berikan sungguh cinta yang tulus atau hanya cinta yang egois?

Lalu bagaimana dengan individu yang tidak berani mencintai karena pernah terluka??

Hal ini terjadi dibanyak orang..aku menyadarinya ketika salah seorang temanku membaca tulisanku tentang betapa takutnya aku untuk mencintai orang lain karena merasa tidak dicintai.. Aku takut terluka untuk kesekian kalinya dan menutup diri dari perasaan cinta itu sendiri

Luka yang aku simpan menyebabkan aku membuat tameng akan cinta.. baik bagi diriku maupun orang lain..
Temanku itu mengatakan..
"Perasaan takut ini hampir smua orang merasakan..begitu juga dengan aku.."

Aku tersadar..bukan hanya diriku yang takut tidak dicintai..
Menurut Abraham Maslow..cinta adalah salah satu kebutuhan dasar manusia..

Ketika diriku mulai membuat tameng akan cinta..
Aku sudah merugikan diriku sendiri..aku menyangkal semua cinta yang aku rasakan juga yang aku terima..
Menyiksa diri dan hidup dalam ketakutan..

Aku membaca buku yang sangat bagus..
"mencinta hingga terluka"
Buku ini mengatakan..
Luka-luka yang kita alami sekarang ini tidaklah sia-sia..

Luka yang kita alami akan menjadi penyembuh bagi orang lain ketika kita mau membuka diri dan memaafkan orang yang melukai kita

Memaafkan tidak sama dengan melupakan..
Dengan memaafkan kita tidak lagi sakit hati mengingat kejadian saat kita terluka..

Luka yang aku alami pastilah akumulatif sejak aku kecil..meskipun diriku kini telah mengalami banyak transformasi..aku tidak lagi jadi anak yang minder..anak yang selalu ragu akan kemampuanny dan anak yang tak pernah mau mencoba karena takut akan penolakan public ketika yang aku lakukan tidak benar..
Meskipun masih ada didalam diriku,,setidakny intensitasnya sudah jauh berkurang..

Akumulasi sejak dahulu itu membuat aku sangat sulit untuk keluar dari ketakutanku..

Hingga kini pun aku masih terus bergumul dengan permasalahan ini,,

Hanya saja kini aku telah membuat sebuah keputusan..
Aku akan keluar dari tameng persembunyianku..
Aku tidak mau lagi menyianyiakan cinta yang aku miliki hanya karena takut dilukai..

Luka yang sudah dan akan aku terima nanti adalai bagian dari hidup yang dapat aku jadikan sarana penyembuhan bagi orang lain..

Dibalik ketidakberdayaanku akan resiko luka yang mungkin aku terima,, aku ingin menciptakan kebahagiaan untuk orang lain..
Karena aku yakin..pada saatnya nanti..
Aku pun akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa..dan saat itu hanya akan datang ketika aku berani keluar dari tameng persembunyianku selama ini..

Tulisan ini aku buat, semata-mata hanya ingin mengajak siapa saja yang membaca agar tidak lagi merasakan ketakutan sama seperti yang aku rasakan..
Banyak orang yang mencintai kita setulus hati mereka tanpa kita ketahui..
Jangan sampai ketakutan itu justru menutup mata kita dari cinta mereka..

Jangan takut untuk mencintai hanya karena mungkin akan terluka..

Ada banyak keajaiban cinta yang tidak akan kau rasakan ketika kau menutup mata dari cinta..

Ingatlah,,luka yang kita rasakan akan menjadi berkat bagi diri kita maupun sesama..
Tidak akan ada yang sia-sia dalam hidup kita..

Memaafkan masa lalu kita bukanlah berhenti pada hasil tetapi yang terpenting adalah prosesnya..
Jangan pernah berhenti memaafkan..

Karena dengan memaafkan, kita bisa belajar makna cinta yang sesungguhnya..


With love,
A.S.